survival

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

rangger survival tips





Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang di alam. Alasan melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport), kegemaran (hobby), pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar menikmati keindahan alam (refreshing). Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara lain mendaki gunung (mountaineering), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving) dan yang lainnya.

Dan bila diantara sobat ada yang punya hobby menempuh rimba atau mendaki gunung, pastilah kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar.

Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang (Ranger) untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi (tersesat) atau kehabisan logistic (bekal). Kiat hidup darurat ini penting, walaupun sejak awal sobat telah mempersiapkan segala sesuatu dengan secermat mungkin, tapi alam kerap sulit diprediksi perilakunya, sehingga menjadi suatu keharusan bagi penggiat alam terbuka untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, dan yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah : meliputi persiapan alat atau perlengkapan, kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca.

Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Tapi dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mental kita.

Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi para penggiat alam terbuka sebagai "senjata" yang bisa digunakan pada saat terdesak menghadapi kondisi darurat.

Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan. Dan menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk tidak dimakan.

Dan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.

Pucuk daun pakis bisa juga dimasak sebagi sayuran


Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa, markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak, misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani, arbei hutan, dan anggur hutan.

Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.

Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa di dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak.

Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat. Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas,racun pada jamur ini tergolong racun kuat.

Beda dengan jamur merang, meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan. Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi.Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.

Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.

Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.

Nah petunjuk teknis diatas adalah apabila sobat menghadapi situasi darurat yang diakibatkan karena kehabisan logistic selama melakukan kegiatan alam terbuka. Terus bagaimana cara kita survive yang diakibatkan karena tersesat? Sebagaimana kita ketahui, tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju.

Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain :

· Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut

· Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki

· Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan

· Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung

· Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut, jika dilihat dari arah berlawanan

· Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa

· Gunakanlah kompas sebelum tersesat

· Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin

· Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.

Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah yaitu :

S = Seating, duduk dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan

T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi

O = Observation, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan

tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari

P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan

anda lakukan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah :

a. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk

b. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan

c. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi atau memanjat pohon

d. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam dan kalau ada GPS

e. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak

f. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun

g. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.

Sekian dulu tips dari saya, semoga bermanfaat...

pengetahuan serta tips pendakian gunung



Berdiri di puncak gunung sebagai tempat tertinggi di daratan merupakan pengalaman luar biasa yang sulit untuk dilupakan. Menyaksikan matahari terbit dan terbenam kembali dengan suasana yang berbeda tentu akan menambah kekaguman kita pada yang menciptakannya. Menatap dunia dari puncak-puncak tertinggi, terkadang bagaikan berdiri di atas permadani awan yang maha luas dan menjadi pengalaman yang tidak ternilai harganya.

Udara bersih yang dihirup dari alam pegunungan dan berbagai kejadian selama perjalanan menjadi pengalaman manis yang tidak terlupakan. Dan semua hal lain yang dirasakan selama perjalanan merupakan bagian dari cara-cara menikmati alam ciptaan Tuhan dari sisi yang lain. Berbagai pengalaman menarik dan berbeda-beda telah dilalui para pendaki.

Di mana setiap orang mempunyai pengalaman sendiri ketika melaluinya. Namun semuanya mempunyai kesimpulan yang sama, yaitu betapa luas dan indahnya ciptaan Tuhan. Akhirnya kita akan merasakan betapa "kecilnya" manusia di hadapan Tuhan.

Bukti-bukti sejarah seperti candi, arca dan makam kuno yang ditemukan di daerah pegunungan di Indonesia, merupakan bukti bahwa kegiatan mendaki gunung di Indonesia telah dilakukan sejak berabad-abad lalu. Bahkan pada masa penjajahan Belanda, seorang pencinta alam, penjelajah, dan ilmuwan terkenal, Frans Junghuhn yang berkebangsaan Prusia-Jerman, sejak tahun 1830-an telah mendaki seluruh gunung yang ada di Pulau Jawa. Hasil perjalanannya selama hampir 30 tahun antara tahun 1935-1964 dituangkannya dalam sebuah buku yang berjudul "Java".

Kemudian jejaknya diikuti oleh petualang-petualang Eropa (Belanda) lainnya seperti Wormser, yang menuliskan catatan perjalanannya ketika melakukan pendakian gunung-gunung di Pulau Jawa. Bukunya terbit sekitar tahun 1930. Demikian juga Stehn, pendaki berkebangsaan Eropa yang menulis buku panduan mendaki 30 gunung di Pulau Jawa pada tahun 1928. Kemudian kegiatan pendakian gunung di Indonesia sendiri terus berkembang sampai sekarang.

Berbagai kegiatan alam bebas yang dilakukan para penggiat alam seperti, mendaki gunung, sepeda gunung, terbang layang, dan lain-lain, banyak dilakukan di kawasan pegunungan. Berbagai kegiatan tersebut terkadang membahayakan. Selain karena ketidaktahuan para penggiat alam sendiri terhadap wilayah gunung tersebut, juga karena faktor lain. Seperti ketidaksiapan si penggiat alam dalam melakukan aktivitas di alam bebas.

Selain para penggiat alam bebas, berbagai aktivitas manusia yang kerap dilakukan di wilayah gunung secara langsung maupun tidak langsung turut serta mempengaruhi ekosistem untuk tetap terjaga dengan baik atau bahkan menjadi "rusak". Pendaki gunung juga harus dibekali dengan pengetahuan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan selama melakukan perjalanan pendakian.

Aktivitas kegiatan alam bebas seperti mendaki gunung bisa dikatakan sebagai olahraga rekreasi. Namun karena aktivitasnya dilakukan di alam terbuka, mendaki gunung memerlukan kondisi fisik prima dari para pendakinya. Anda yang menyukai kegiatan alam terbuka haruslah menyadari berbagai bahaya yang mungkin mengancam ketika melakukan aktivitas di alam terbuka tersebut.

Ancaman yang mungkin membahayakan para penggiat alam bebas tersebut biasanya datang dari dalam diri sendiri ataupun datang dari luar dan di luar kemampuan Anda. Kedua jenis bahaya tersebut biasa diistilahkan dengan bahaya subjektif dan bahaya objektif. Dan yang perlu diingat, jangan pernah menganggap remeh kondisi alam dalam bentuk apa pun, termasuk alam pegunungan yang biasa didaki seperti Gunung Gede atau Gunung Papandayan.

Salah seorang pendaki senior Indonesia, Alm. Norman Edwin, mengatakan bahwa seorang pendaki gunung pada dasarnya menghadapi dua jenis rintangan ketika melakukan kegiatannya. Rintangan pertama sifatnya ekstern, artinya datang dari objek yang sedang dihadapi. Objek itu adalah gunung, dan rintangan yang dihadapi berupa cuaca atau medan berat. Bahaya yang ditimbulkannya disebut bahaya objek (objective danger).

Rintangan kedua sifatnya intern, yaitu datang dari si pendaki gunung itu sendiri. Kalau si pendaki itu tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka rintangan itu datang dari dirinya sendiri. Bahaya yang timbul disebut bahaya subjek (subjective danger).

Di Indonesia, bahaya objek bagi pendaki gunung secara umum tidak terlalu besar. Keterjalan gunung-gunungnya relatif tidak seberapa, cuacanya pun hanya dipengaruhi oleh dua musim: musim kering dan musim hujan. Suhu udara tidak terlalu dingin, terutama dibandingkan dengan gunung-gunung di daerah subtropis. Bila akhir-akhir ini terlansir berita mengenai kecelakaan di gunung, maka kesalahan banyak dilakukan oleh si pendaki yang masih belum memadai dari banyak segi. Perlengkapan mendaki gunung adalah pokok pemikiran pertama bagi setiap pendaki gunung.

Gunung dengan segala aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita. Lebih-lebih bagi mereka yang hidup di dataran rendah. Itulah sebabnya kita memerlukan perlengkapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di gunung. Perlengkapan yang baik adalah salah satu usaha untuk mengurangi bahaya di gunung, baik bahaya objek maupun subjek.

  1. Bahaya subjektif atau bahaya yang datang dari diri Anda sendiri merupakan hal-hal yang paling mudah dihadapi atau diatasi karena kita sendiri yang mengetahuinya. Hal-hal tersebut di antaranya :
    1. Seberapa siap Anda untuk melakukan perjalanan atau mendaki gunung?
    1. Apakah Anda dalam kondisi sehat dan cukup kuat ?
    1. Sudah siapkah mental dan fisik Anda?
    1. Apakah pengetahuan Anda tentang kegiatan alam bebas sudah cukup?
  • Beberapa hal yang disebutkan di atas sebenarnya dapat Anda permudah, misalnya dengan rajin berolahraga, sehingga fisik selalu terjaga dalam kondisi yang sehat. Belajar ilmu pengetahuan tentang aktivitas alam bebas seperti navigasi, survival dan sebagainya merupakan hal yang cukup panting untuk menunjang kesiapan Anda dalam mendaki gunung. Jika tidak mempunyai pengetahuan yang cukup, maka jangan coba-coba untuk pergi sendiri. Lebih baik Anda pergi bersama orang yang lebih berpengalaman.

2. Bahaya objektif atau bahaya yang berasal dari sifat alam itu sendiri merupakan bahaya di luar

  • kemampuan Anda dan biasanya tidak dapat Anda ubah. Namun Anda bisa meminimalisasi efek dari bahaya tersebut dengan cara mempersiapkan segala sesuatunya dengan balk. Hal-hal tersebut di antaranya :
    1. Udara dan angin di pegunungan biasanya dingin, bahkan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian tertentu sangat dingin dan bersalju.
    1. Badai bisa datang sewaktu-waktu dan menghambat perjalanan.
    1. Kabut juga bisa datang tiba-tiba dengan sangat tebal, sehingga mengurangi jarak pandang Anda.
    1. Di medan pendakian yang gundul, angin dan temperatur yang datang bisa sangat liar. Apabila hujan turun, tidak ada tempat untuk berteduh.
    1. Topografi medan pendakian umumnya terjal dan di saat musim hujan biasanya menjadi lebih berat dan sangat licin.
    1. Batu-batuan atau pasir yang Anda temukan bisa saja berjatuhan.
    1. Suasana malam sangat gelap.
    1. Dan sebagainya.

  • Beberapa hal tentang bahaya objektif seperti yang disebutkan di atas, sebagai manusia, Anda tidak bisa mengubahnya. Namun Anda bisa mengurangi dampak-dampak negatifnya seperti dengan membawa makanan yang cukup dan bergizi. Membawa jas hujan dan baju hangat untuk menghindari kondisi cuaca yang buruk. Membawa alat penerangan seperti center atau lilin. Membawa tenda atau flysheet untuk tempat berteduh dari panas, dingin, dan hujan.

Tips-tips agar aktivitas kegiatan alam bebas berjalan lancar

1. Sebelum Perjalanan

    1. Rencanakan perjalanan Anda jauh-jauh hari agar Anda dapat mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan diri Anda.
    1. Cari informasi sebanyak mungkin mengenai daerah atau lokasi tujuan Anda. Informasi bisa Anda dapatkan dari buku, Internet, koran, majalah ataupun dari teman-teman Anda yang telah melakukan perjalanan ke tempat tersebut.
    1. Pilihlah daerah atau lokasi yang menjadi tujuan perjalanan agar Anda bisa memperkirakan alokasi waktu perjalanan dan biaya yang harus dipersiapkan.
    1. Siapkan semua identitas diri. Dan jika perlu, surat jalan dari kepolisian setempat untuk kegiatan yang sifatnya lebih besar, seperti ekspedisi.
    1. Persiapkan kondisi fisik Anda dengan rajin berolahraga sebelum melakukan perjalanan jauh. Misalnya dengan joging atau renang.
    1. Biasakan membawa alat tulis untuk mencatat hal-hal penting selama perjalanan.
    1. Tinggalkan pesan atau catatan kepada keluarga atau orang terdekat mengenai tempat yang Anda akan tuju.
    1. Catatlah semua perlengkapan yang akan Anda bawa dengan cara membuat daftar perlengkapan (check list) dan cek kembali sebelum berangkat.
    1. Sesuaikan kapasitas perlengkapan dengan jangka waktu Anda saat melakukan perjalanan dan sesuaikan dengan kondisi daerah atau lokasi tujuan Anda, serta cuaca pada saat itu.
    1. Siapkan perlengkapan perjalanan Anda seperti pakaian dan peralatan untuk perjalanan atau pendakian sesuai dengan lokasi yang dituju. Jangan terlalu berlebihan atau kekurangan. Untuk melakukan pendakian, beban yang dibawa biasanya 1/3 dari berat tubuh Anda, yaitu sekitar 15-20 kg.
    1. Dalam memilih barang yang akan dibawa mendaki, carilah selalu alat/perlengkapan yang berfungsi ganda. Tujuannya adalah untuk rneringankan berat beban yang harus Anda bawa. Contoh: alumunium foil yang bisa menjadi pengganti piring, untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat, sehingga tidak memakan tempat di keril.
    1. Selalu siapkan kantung-kantung plastik dalam carrier/ backpack Anda, karena akan berguna sekali nanti sebagai tempat sampah yang harus Anda bawa turun, baju basah, dan lain sebagainya.
    1. Selalu gunakan kantung plastik untuk membungkus pakaian Anda agar pakaian tidak basah dan lembap.
    1. Gunakan kantung plastik untuk mengatur barang dalam carrier/backpack Anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya). untuk mempermudah jika sewaktu-waktu Anda ingin memilih pakaian, makanan, dan sebagainya.
    1. Siapkan makanan dan air yang cukup setidaknya untuk keperluan pribadi Anda.
    1. Apabila Anda pergi dengan grup atau rombongan, bagilah perlengkapan grup agar tidak rangkap.
    1. Membungkus ulang makanan yang Anda bawa seperti makanan dalam kotak, botol dan kaleng ke dalam kantung isi ulang atau kantung plastik. Tujuannya untuk mengurangi berat dan tempat pada saat melakukan packing.
    1. Siapkan persediaan makanan ekstra jika sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk atau keterlambatan seperti alokasi waktu yang meleset.
    1. Selalu siapkan P3K atau first aid kit dalam tas Anda.
    1. Jangan pernah membiarkan barang-barang atau perlengkapan menggantung di luar carrier Anda, karena akan menyulitkan pergerakan Anda sewaktu mendaki.
    1. Dan lain-lain.

2. Selama Perjalanan

    1. Laporkan kedatangan Anda pada petugas yang berwenang atau aparat desa setempat mengenai maksud dan tujuan kedatangan Anda.
    1. Apabila sampai di lokasi, cari informasi mengenai situasi dan kondisi setempat pada 3-7 hari terakhir, termasuk kehidupan liarnya, seperti hewan. Informasi bisa Anda dapatkan dari petugas jagawana (polisi hutan) dan penduduk setempat.
    1. Anda juga bisa mencari informasi mengenai hal-hal atau kebiasaan penduduk setempat untuk menghindari konflik, dengan cara menghormati kebiasaan tersebut. Informasi itu bisa Anda dapatkan dari petugas jagawana, aparat setempat atau tokoh masyarakat.
    1. Ikutilah aturan-aturan yang sudah ditetapkan di lokasi-lokasi perjalanan (misalnya di Taman Nasional), serta jangan merusak atau mengacaukan hal-hal yang sudah berlaku dan ditetapkan.
    1. Jangan merusak rambu-rambu atau shelter yang telah dibuat, karena akan merugikan diri Anda dan orang lain.
    1. Sebaiknya berjalan di gunung dengan langkah-langkah kecil, karena langkah yang terlalu besar akan merusak keseimbangan tubuh.
    1. Dengan fisik yang baik, seorang pendaki gunung dapat berjalan 2-3 jam tanpa istirahat. Atau minimal berjalan satu jam diselingi istirahat sepuluh menit sudah cukup baik.
    1. Ikuti jalan setapak yang sudah ada. Di gunung, jalan setapak biasanya berkelok-kelok rnengikuti kontur alam, sehingga tidak terlalu menanjak. Tidak usah memotong jalan setapak yang berkelok-kelok itu. Lintasan biasanya curam. Lagi pula, memotong jalan setapak tersebut dapat merusak jalan yang sudah ada. Tidak usah segan untuk kembali turun dan memeriksa jalan setapak yang ada, seandainya lintasan di depan meragukan Anda.
    1. Lindungi diri dan anggota kelompok Anda selama melakukan perjalanan.
    1. Lindungi alam atau lingkungan sekitar Anda dengan tidak merusak dan melakukan berbagai vandalisme (merusak batang pohon dengan menggunakan pisau atau mencoret-coretnya dengan cat dan sejenisnya).
    1. Bawa selalu kembali barang-barang bawaan Anda yang menjadi sampah. Terutama barang-barang yang lama diurai sepertir plastik dan sejenisnya.
    1. Simpanlah pakaian kotor ke dalam kantung tersendiri dan jangan mencampurnya dengan pakaian bersih, terutama pakaian yang basah dan berbau.
    1. Gunakan kembali kantung-kantung yang bisa dipakai ulang apabila memungkinkan.
    1. Berjalan dan berkemah pada jalur atau tempat yang sudah ditentukan, terutama daerah yang telah ditetapkan sebagai taman nasional atau cagar alam seperti Gunung Gede-Pangrango.
    1. Gantilah pakaian yang Anda gunakan pada saat rnendaki dengan pakaian yang bersih dan kering ketika akan tidur atau pada saat berkemah.
    1. Jangan terlalu dekat mendirikan tenda dengan aliran sungai, danau dan sumber air lainnya. Sebisa mungkin hindarilah pencemaran. Dengan begitu, Anda juga memberikan kesempatan pada kehidupan liar untuk datang dan minum di sumber-sumber air tersebut. Selain itu, juga untuk melindungi Anda dari bahaya banjir karena naiknya permukaan air.
    1. Apabila meninggalkan area perkemahan, selalu cek kembali lokasi tersebut sebelum Anda meninggalkannya. Usahakan kondisi di tempat itu kembali seperti sedia kala sebelum Anda datang. Jangan meninggalkan apa pun di tempat tersebut.
    1. Berhati-hatilah apabila ingin membuat api unggun.Jika tidak perlu, sebaiknya tidak membuat api unggun. Gunakanlah batang atau ranting pohon yang telah rubuh dan mati. Pastikan api unggun yang Anda buat telah mati ketika Anda meninggalkannya.
    1. Jangan membuang kotoran ke dalam sumber air.
    1. Kurangi dampak pencemaran dengan tidak mandi langsung di sungai atau sumber air lainnya apabila menggunakan sabun berbahan detergen.
    1. Dan lain-lain.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas, semuanya merupakan sedikit paparan dari prinsip "Leave No Trace Program", yaitu suatu program untuk melakukan aktivitas kegiatan di alam bebas yang dirancang lembaga swasta yang bergerak di bidang pendidikan alam bebas NOLS (National Outdoor Leadership School). Program ini dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitas manusia di dalam kawasan alam bebas. Berikut prinsip-prinsip dasar tersebut :

  1. Perencanaan di muka dan persiapan yang baik.
  1. Berkemah dan berjalan diatas permukaan tanah yang tahan dan awet.
  1. Berkemaslah luar dalam (tidak hanya barang di ransel Anda).
  1. Buanglah kotoran dengan benar.
  1. Biarkan apa yang Anda temukan.
  1. Minimalkan penggunaan dan akibat dari api unggun.
  1. Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan.
  1. Dengan memelihara diri sendiri dan grup Anda saat perjalanan di alam bebas, Anda berada dalam posisi melindungi lingkungan.
  • semoga bermanfaat .....

namaku edelweis



Namaku Edelweis alias Anaphalis Javanica. Biasanya aku tumbuh di dataran tinggi atau puncak-puncak gunung. Oleh kalangan Botani, aku sering disebut tanaman sejenis perdu, dan termasuk anggota famili Compositae atau disebut juga Asteraceae.

Bungaku kecil sebesar bunga rumput. Orang lebih mengenaliku dengan warna putih daripada warna lainnya. Hidupku bergerombol diujung dahan dengan harum yang khas. Tinggi batangku dapat mencapai lima meter dengan daun-daun runcing dan lurus. Bungaku istimewa, tak pernah layu, mekarku abadi, sehingga aku dijuluki "bunga abadi".

Sungguh julukan inilah yang menjadi beban bagiku, karena banyak orang, terutama para pecinta alam menyalahgunakan 'arti' keabadianku selama ini.

Keabadianku mereka samakan dengan dengan 'cinta abadi', cinta sepasang manusia yang tidak memiliki ikatan resmi. Ah.... apalah arti protesku?, toh siapa yang peduli dengan rintihanku?

Aku berada dikamar Dara. Tersusun rapi diatas meja belajarnya. Disampingku ada diktat kuliah, novel, majalah remaja dan... bunga-bunga koleksi Dara!. Tepatnya sengaja disimpan Dara, yap! untuk mengenang siapa yang memberikannya!. Aku memang lebih beuntung dari bunga Mawar yang menjadi pendatang baru dikamar ini. Wajahnya pucat, karena air didalam vasnya tidak pernah diganti oleh Dara. Sama halnya dengan nasib Suplir yang telah mengering menjadi pembatas buku, lengkap dengan spora yang masih menempel di tubuhnya, dan Anggrek yang merana karena sebagian kelopak bunganya telah mengering.

Ya.... diantara bunga-bunga milik Dara aku memang diperlakukan istimewa oleh majikanku, Dara! Aku ditaruh di dalam kotak berwarna biru muda, berlapiskan plastik transparan. Aku sangat senang dengan perlakuan baik Dara. Tapi, aku sangat resah dengan label hitam yang bertuliskan "cinta abadi" yang melekat manis di atas plastik kotak ini.

"Kamu beruntung yah... Weis, tempatmu empuk" komentar Mawar suatu hari saat Dara sudah pergi kuliah.

"Iya...Weis, kamu nggak perlu ganti-ganti air seperti aku!" ujar Anggrek sedih

"Ah... kalian bisa aja!" ujarku pelan.

"Tapi benarkan kamu anak emas Dara! Apa karena kamu pemberian Ari, pacar Dara si pecinta alam yang suka naik gunung itu?" kali ini suara Suplir dari balik buku angkat bicara.

Ya, aku memang pemberian Ari Jaya Saputra si anak MAPALA kekasih Dara. Dia mengambilku ketika dia mendaki gunung Slamet. Aku diberikan kepada Dara tepat ketika ulang tahunnya yang ke-22, enam bulan lalu.

"Ah... itukan pikiran kalian saja kalau menganggap aku bahagia disini, sebenarnya aku nggak bahagia kok tinggal disini !" ujarku.

"Kok bisa? mengapa ?" tanya Mawar keheranan.

"Aku ingin sekali Dara menyadari keberadaan kita. Dara seharusnya berfikir ada apa di balik kekuasaan Allah yang telah menciptakan kita. Mereka seharusnya menjaga kita dengan baik. Bukankah Allah menciptakan mereka untuk menjadi khalifah di muka bumi? Manusia seharusnya menyayangi dan merawat kita. Mereka seharusnya berfikir andai tidak ada Mawar, Anggrek, Suplir atau bunga lainnya, bagaimana? Dunia pasti suram tanpa penyejuk mata. Beda kalau ada kita, mereka akan merasa senang dan tenteram bila memandang si Mawar yang sedang mekar, Suplir yang segar atau Anggrek yang.... dan seharusnya manusia yang melihat 'keabadianku' sebagai contoh bagaimana mengabadikan hatinya sebagai rasa syukur ke hadirat Illahi," suaraku pelan, mataku mulai berkaca-kaca menahan air mata yang hampir tumpah.

"Kamu benar, Weis. Seharusnya memang manusia belajar dari fenomena alam seperti kita. Lihat bungaku, berwarna merah menawan, wangi yang semerbak. Allah sengaja menciptakan duri-duri kecil di batangku untuk menjaga kehormatanku dari serangan makhluk yang jahil agar tak mudah di petik begitu saja. Dan kamu juga hidup di puncak gunung dan tepi jurang, sehingga diperlukan perjuangan bagi yang ingin memetikmu. Seharusnya manusia menyadari hal itu, mencontoh kita! indah tapi tak mudah di raih !"

"Ahh..sudahlah... sekarang memang zaman edan, yang pria berjas rapi menutup seluruh aurat, ehh... wanitanya berpakaian seksi minim bahan. Apa itu namanya dunia ngga kebalik ?" sahut Suplir yang dulunya tinggal di teras depan rumah Bayu pacar Dara yang ketiga.

"Ari...ada yang ingin kukatakan," terdengar suara Dara di ruang tamu. Malam itu hanya mereka berdua yang ada di rumah, mama dan papa serta adik-adiknya pergi ke pesta pernikahan relasi papanya.

"Ada apa ?" tanya Ari, mereka berdua duduk di kursi sofa empuk.

"Aku...aku...Telat...aku...ha...mil, Ari!"

"Hah? Kamu hamil ?" tanya Ari kaget, diluar dugaannya

"i...ya, kita harus segera menikah, Ari! Aku takut papa dan mama akan marah !" ujar Dara gusar

"Tidak! Aku tidak mau menikah sekarang! Kamu harus menggugurkan kandunganmu!"

"Ari! Aku ngga mau, ini anak kita! Kamu harus bertanggung jawab !" teriak Dara bercampur tangis

"Ngga, aku ngga mau, mungkin saja itu anakmu dengan pacar kamu yang lain !" cibir Ari

"Ari...teganya kamu bicara begitu, ini anak kamu Ari! Anak kita !"

"Pokoknya tidak! Kamu harus menggugurkan kandunganmu, harus! Titik ! "

"Ehh...temen-temen, Dara kenapa yah ?" tanyaku pada mereka

"Ngga tau, tidak seperti biasanya yah? Mungkin Dara ribut sama Ari, atau berantem sama papa dan mamanya" tebak Anggrek

Tiba-tiba, Dara berjalan tergesa menuju meja belajarnya, meraih kotak mungil yang selam ini disimpannya dengan penuh kasih sayang.

"Percuma kamu berikan aku dulu bunga Edelweis kalau cintamu bukan cinta abadi, tapi cinta murahan! Ngakunya cinta, tapi mengapa kamu tinggalkan aku dalam keadaan begini ?" tangis Dara sambil membuka kotak mungil itu lalu membuang seluruh bunga Edelweis ke dalam tempat sampah yang berada tepat di samping meja belajar. Bunga lainnya, Mawar, Suplir dan Anggrek menjerit histeris!

"Ja...ngan...!!" teriak Mawar, Suplir dan Anggrek serentak. Tapi telambat Edelweis telah dibuang ke dalam tong sampah, dan bercampur dengan sampah lainnya.

Namaku Edelweis alias Anaphalis Javanica. Biasanya aku tumbuh didataran tinggi atau di puncak-puncak gunung. Kali ini aku berada dalam genggaman seorang pemuda bernama Rahman. Dia mengamatiku dari tadi sambil terus berdzikir memuji asma Allah.

"Ya...Rabb yang Maha Kuasa, satu lagi telah Engkau tunjukkan Kebesaran-Mu. Menciptakan bunga Edelweis yang tahan layu dan tak lelah diterpa angin, tanpa memudar dan tanpa kekeringan. Ya... Rabbii, seperti inikah semangat saudara-saudaraku di Palestina dalam menghadapi seragan yahudi demi merebut kembali hak mereka atas Masjidil Aqsha? Ya... Allah kuatkanlah hati-hati kami untuk merebut itu semua" lirih suara Rahman menyejukkan hatiku.

Aku hanya tumbuhan tanpa nyawa, tapi aku merasakan betapa dia seorang pemuda yang "berhasil" mengenali alamnya dan terus berdzikir melihat ke-Esaan penciptaan-Nya. Aku Edelweis tersenyum bahagia dalam genggamannya.

renungan sang rangger




Sir Edmun Hillary, Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi di dunia, pernah ditanya wartawan, "apa yang paling anda takuti saat menjelajah alam ?".

Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun.

Lantas apa ? "Sebutir pasir yang terselip diantara sela jari-jari kaki“, kata Hillary.

Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya. ”sebutir pasir yang masuk diantra sela jari kaki sering kali menjadi awal petaka. Ia bisa masuk kekulit kaki atau menyelusup lewat kulit. Lama-lama jari kaki terkena infeksi lalu membusuk. Tanpa sadar kakipun tak bisa digerakkan, dan itu awal malapetaka bagi seorang penjelajah sebab ia hanya bisa ditandu“.

Harimau, buaya, binatang, meski buas adalah binatang yang secara naluriah memiliki rasa takut kepada manusia. Sedangkan menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah (Ranger) tidak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dikatakan Sir Edmun Hillary, kalau kita renungkan sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras, membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap bahwa itu adalah dosa-dosa kecil sehingga lambat laun menjadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itupun akan berubah menjadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad selalu mewanti-wanti agar umatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik kendati kecil juga.

Dalam sebuah kisah sufi, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata dimata Allah punya nilai sangat besar karena tingkat keikhlasannya. Bukankah semua roh yang ada diseluruh jagat raya ini, termasuk roh anjing tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga? Itulah nilai seteguk air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.